Selasa, 09 April 2013

Buddhisme menurut Scientist


Hukum dalam pengertian ilmu pengetahuan pada hakikatnya adalah produk dari pikiran manusia dan tidak memiliki arti yang terpisah dari manusia.

Terdapat arti yang lebih dalam suatu pernyataan bahwa manusia memberikan hukum kepada alam daripada dalam kebalikannya bahwa alam memberikan hukum-hukum bagi manusia.

(Prof. Karl Pearson)

 

Manusia lebih besar daripada kekuatan-kekuatan alam yang membuta, karena meskipun ia dihancurkan oleh kekuatan-kekuatan tersebut, ia tetap unggul dalam hal kebajikan dari pengertian atau pemahamannya terhadap kekuatan-kekuatan tersebut. 

Terlebih lagi, Agama Buddha membawa kebenaran tersebut lebih jauh. Agama Buddha menunjukkan bahwa dengan jalan memiliki pengertian, manusia dapat mengendalikan keadaan dan lingkungannya. Ia tidak lagi bisa dihancurkan oleh kekuatan-kekuatan itu, tetapi menggunakan hukum-hukum alam tersebut untuk membangun dirinya sendiri. (Blaise Pascal)



Saya sudah sering mengatakan, dan saya akan lagi dan lagi mengatakan, bahwa antara agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan modern terdapat suatu keterkaitan intelektual yang begitu erat.

(Sir Edwin Arnold)






Agama masa depan akan merupakan suatu agama kosmis.

Melampaui Tuhan sebagai pribadi serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan pada pengertian religius yang timbul dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, sebagai suatu kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini.

Jika ada agama yang akan memenuhi kebutuhan ilmiah modern, itu adalah Agama Buddha (Albert Einstein)




Sumber: Ven Dhammananda, Buddhism in The Eyes of Intelectuals.