Rabu, 10 April 2013

Buddhisme menurut Cendikiawan II




Agama Buddha adalah suatu gerakan demokrasi, yang menjunjung demokrasi dalam agama, demokrasi dalam masyarakat, dan demokrasi dalam politik. 

(Dr. Ambedkar)






Agama Buddha adalah agama misionaris yang pertama dalam sejarah kemanusiaan dengan suatu pesan keselamatan yang universal bagi semua umat manusia. Sang Buddha setelah mencapai Pencerah-an/Penerangan Sempurna, mengutus enam puluh satu siswaNya ke berbagai arah yang berlainan dan meminta mereka untuk membabarkan Dhamma demi kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia (Dr. K .N. Jayatilleke)




Adalah pendapat saya yang berhati-hati bahwasanya bagian penting dari ajaran Sang Buddha sekarang ini membentuk bagian yang integral pada Hinduisme.

Tidaklah mungkin bagi Hindu India dewasa ini untuk menelusuri kembali langkah-langkahnya dan melampaui reformasi besar yang dibuat oleh Buddha Gautama yang dapat memberi pengaruh terhadap Hinduisme. Dengan pengorbananNya yang demikian besar, dengan pelepasan agungNya, dan dengan kesucian yang tak bernoda dari hidupNya.

Beliau meninggalkan kesan yang tak terhapuskan pada Hinduisme, dan Hinduisme berhutang suatu hutang budi yang abadi kepada Sang Guru Agung tersebut.
(Mahatma Gandhi, “Maha Bodhi”)




Bukanlah Sang Buddha yang membebaskan manusia, akan tetapi Beliau mengajarkan mereka untuk membebaskan diri mereka sendiri, sama seperti Beliau telah membebaskan diriNya sendiri.

Mereka menerima ajaran Beliau tentang kebenaran, bukan karena hal itu berasal dariNya, tetapi karena keyakinan pribadi, yang dibangkitkan oleh kata-kataNya, yang timbul dari cahaya semangat mereka sendiri. 

(Dr. Oldenburg, Seorang Sarjana Buddhis Jerman)



Kelembutan, Ketenangan, Belas Kasih, dengan pembebasan dari kemelekatan dan keakuan, inilah ajaran dasar dari agama besar dari Timur, Agama Buddha.

(E.A. Burtt, “The Compassionate Buddha”)




Sumber: Ven. Dhammananda. Buddhism in The Eyes of Intellectuals