Kamis, 21 Februari 2013

Gatha Jinabanchon Punna Somdetto (Syair Istana Para Penakluk)

Terpujilah Buddha, Yang Maha Suci Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (3x)

Menginginkan putra dapatlah putra. Menginginkan berkah dapatlah berkah.

Bila tubuh dilatih atau dijaga dengan baik, maka dewa akan menyayanginya.

Demikianlah, Sang Bhagava melihat kilesa melihat pembebasan
Perlindungan Kebahagiaan dari Guru Junjungan
Terpujilah Sang Buddha.



Para pahlawan telah menduduki Tahta Kemenangan
Setelah semua Kejahatan Mara Penggoda telah dikalahkan
Berkat penembusan Empat Kesunyataan Mulia
Yang telah ditembus oleh Junjungan Manusia nan Mulia Tersebut

Samma Sambuddha Tanhamkara, beserta Dua Puluh Delapan Samma Sambuddha lainnya
Semoga Mereka bersemayam di atas kepalaku

Semoga Para Buddha bersemayam di kepalaku
Dhamma di mataku, dan
Sangha ladang kebajikan bersemayam di bahuku

Semoga Anuruddha bersemayam di hatiku
Sariputta di sisi kananku
Kondanna di sisi belakangku, dan Mogallana di sisi kiriku

Di telinga kanan ku, beradalah Ananda dan Rahula
Di telinga kiri ku, beradalah Kassapa dan Mahanama

Di belakang dari ujung-ujung rambutku, bersinarlah cemerlang laksana Sang Surya
Di sanalah bertahta dengan AgungNya Buddha Sobhita
Buddha yang memancarkan sinar yang Maha Sempurna

Yang terpujikan, Buddha Kumara Kassapa
Pengkotbah Yang Maha Pandai
Sumber dari semua kebajkan Beliau senantiasa berada di mulutku

Bersemayam di keningku, kelima Tilaka Thera Mulia, yaitu:
Punna, Angulimala, Upali, Nanda, dan Sivali

Delapan Puluh Mahathera dari Siswa-Siswa Sang Penakluk
dalam kegemilangan kebajikan mereka
Semoga bersemayam di bagian-bagian lain dari tubuhku

Syair Permata (Ratana Sutta) berada di hadapanku
Di sebelah kananku berada Syair Cinta Kasih (Karaniya Metta Sutta) Syair Perlindungan (Dhajagga Sutta) berada di belakangku Di sebelah kiriku berada Syair Angulimala (Angulimala Sutta)

Perlindungan-Perlindungan dari Khanda Paritta, Mora Paritta, serta Atanatiya Sutta bagaikan atap-atap langit dan Sutta-Sutta yang lainnya bagaikan benteng disekitarku
Senantiasa mempersatukan diri dalam menjalankan Empat Kewajiban
Berdiamlahku dalam Istana Para Penakluk

Dengan kekuatan yang berpengaruh dari Buddha Gautama
dan dihiasi oleh dinding dari Ajaran Yang Telah Dibabarkan
Berdasarkan Kekuatan dari kebajikan Mereka Yang Tak Terbatas

Semoga semua kesukaran-kesukaranku
Yang berasal dari Dalam dan Luar 
Yang berhubungan dengan cuaca, perasaan tidak enak,
dan lain sebagainya. Dilenyapkan tanpa pengecualian

Semoga Makluk-Makhluk Agung senantiasa melindungiku yang sedang berdiam di tengah Istana Para Penakluk dalam dunia ini
Melindungiku sedemikian rupa dengan cara apapun
Mengatasi semua kesukaran Atas kekuatan Sang Penakluk
Semoga dengan Karunia Buddha, Dhamma, dan Sangha
Aku dapat mengalahkan pasukan musuh dari nafsu-nafsu indriya dan hidup terjaga oleh Dhamma yang gemilang

Delapan Ariya tersebut, berada di delapan penjuru terdekat
Para Samma Sambuddha bagaikan langit di atasku
Buddha Gautama yang duduk di bawah Pohon Bodhi dan mengalahkan pasukan Mara Penggoda, berdiri di atas kepalaku
Bodhisatta yang terlahir sebagai Burung Merak dan Bercahaya sebagai orang bijak yang paling utama di dunia ini, melindung kakiku

Aku telah dikitari oleh Kupu-Kupu Dhamma Yang Gemilang.


Catatan:
Berasal dari sebuah gulungan naskah tua dari Sri Lanka yang kemudian diterjemahkan, digubah dan dipopulerkan oleh seorang bhikkhu Thailand terkenal yaitu Phra Buddhacharn Toh Phomarangsi (Phra Somdej To). Konon, Phra Somdej To, dalam meditasinya melihat penampakan Dewa yang mengaku bernama Tao MahaPhrom Chinabunchara yang dulunya merupakan siswa Y.A. Maha Monggalana.