Selasa, 28 Agustus 2012

Agama dan Kitab Suci



"Agama hendaknya menjadi pedoman hidup dalam meningkatkan kualitas kemanusiaan, bukan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Jika dalam kenyataannya agama menjadi kekerasan, hal ini dapat dikatakan AGAMA SEBAGAI SEBUAH CANDU" 
(by: Wiryadharma)

"Jika benar agama mengajarkan betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi, hendaknya dari hari ke hari manusia saling menghargai bukan saling menyakiti"
(by: Wiryadharma)

"Suatu Kitab dikatakan KITAB SUCI apabila di dalam nya menuntun seseorang ke arah kesucian, dengan tidak menebar kebencian dan tidak membenarkan kekerasan. Sebaliknya, apabila terkandung kebencian dan kekerasan, patutkah KITAB tersebut disebut sebagai KITAB SUCI?"
(by: Wiryadharma)

"Bukan soal seberapa sering membaca kitab suci, tapi seberapa sering Anda mempraktikan isi dari Kitab Suci dan sejauhmana membawa kebahagiaan" 
(by: Wiryadharma)

Jumat, 06 Juli 2012

Mengembara di Alam-Alam Kehidupan

Oleh: Wiryadharma


Mungkin diantara kita ada yang pernah mengalami sakit gigi
Sakit gigi, bisa dibilang menyakitkan dan menjengkelkan
mau makan dan minum jadi sulit,
yang ada kita seperti sedang tersiksa di Alam Neraka (Niraya)

Seiring berlalunya waktu, sakit gigi berangsur-angsur pulih,
berganti dengan rasa lapar,
lantas kita mencari makan demi mendamaikan isi perut
Tanpa permisi lagi....
Kita memakan apa saja yang ada di meja makan
Mirip seperti kucing yang sedang mencari makanan
Kondisi ini diibaratkan seperti berada di Alam Binatang (Tiraconi)

Ketika sedang makan dengan lahapnya,
tidak memperdulikan keadaan sekitar, yang dipikirkan hanya makan dan makan saja, bagaikan kondisi di Alam Hantu Kelaparan (Peta)

Setelah kenyang....
Ternyata ada pemiliki si empunya makanan
Merasa tidak senang karena ditegur mencuri, maka timbul kejengkelan dan amarah di hati, sehingga menyebabkan pertengkaran.
Hati gelisah, jengkel, benci, dendam, bagaikan kondisi di Alam Jin (Asura)

Menyadari bahwa mencuri adalah perbuatan salah
Lantas menghentikan pertengkaran
Berusaha membuat kebajikan
Pergi ke Vihara
Membaca ayat-ayat suci paritta
Berdana, dan Bermeditasi
Sesungguhnya kondisi penyadaran inilah yang disebut Alam Manusia

Dengan bathin kokoh tak tergoyahkan
pulang ke rumah dengan hati gembira
Tatkala melihat orang kesusahan di jalan
kemudian timbul WELAS ASIH untuk menolong
Membantu mereka yang dilanda kesusahan
setelahnya merasa BAHAGIA akan kebahagiaan orang lain
Kondisi inilah yang diibaratkan terlahir di Alam Dewa (Surga)

Perenungan:
Dalam satu hari saja, tanpa disadari
kondisi bathin kita telah mengembara di alam-alam besar dan kecil
Oleh karena itu,...
Sadarilah...
Amatilah....Kondisi bathin Anda
Agar Anda selalu hidup saat ini dan berbahagia selalu



Rabu, 20 Juni 2012

Memahami Alam Bawah Sadar dengan Alam Sadar

Proses Kerja Alam Bawah Sadar

"Apa yang dilihat itu dirasakan
setelah dirasakan menjadi dipikirkan
dipikirkan terus akan timbul hasrat keinginan
ketika keinginan muncul itulah yang akan dilakukan"

Seperti itulah proses pikiran kita bekerja,
tanpa kita sadari pikiran Alam Bawah Sadar kita telah bekerja melampaui Alam Sadar kita,
disinilah problem kehidupan muncul.
Karena disitulah akarnya maka disitu pula sebabnya.
Ketika Alam Sadar telah mengikis Alam Bawah Sadar, disitulah kita telah terbangun dengan sepenuhnya.







Proses Kerja Alam Sadar

Berikut ini petunjuk Buddha Sakyamuni berikan kepada kita agar Alam Sadar kita terbangun sepenuhnya.
Sehubungan dengan kisah Pertapa Bahiya

"Lantas, Bahiya, engkau hendaknya melatih dirimu sendiri demikian:

Dalam yang terlihat hanya akan ada yang terlihat.
Dalam yang terdengar hanya akan ada yang terdengar.
Dalam yang terasa hanya akan ada yang terasa.
Dalam yang tersadari hanya akan ada yang tersadari.

Demikianlah engkau hendaknya melatih dirimu sendiri.
Ketika bagimu hanya ada yang terlihat dalam yang terlihat,
hanya ada yang terdengar dalam yang terdengar,
hanya ada yang terasa dalam yang terasa,
hanya ada yang tersadari dalam yang tersadari,

Maka, Bahiya, engkau tidak akan 'dengan itu'.

Ketika engkau tidak dengan itu,
engkau tidak akan 'di situ'.
Ketika engkau tidak di situ,
engkau tidak akan berada 'di sini'
ataupun 'di sana' ataupun di antara keduanya.
Ini, hanya ini, adalah akhir dari penderitaan".

Selasa, 05 Juni 2012

Permata Yang Berharga di Alam Semesta



Permata Buddha
Demikianlah Sang Bhagava
Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai penerangan Sempurna:
Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya.
Sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana).
Pengenal segenap alam.
Pembimbing yang tiada taranya di dunia.
Guru para dewa dan manusia.
Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan.

Permata Dhamma
Dhamma Sang Bhagava telah sempurna dibabarkan
Berada sangat dekat,
Tak lapuk oleh waktu,
Mengundang untuk dibuktikan;
Menuntun ke dalam batin,
Dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.

Permata Sangha
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut
Mereka, merupakan empat pasang makhluk,
terdiri dari delapan jenis makhluk suci
Itulah Sangha siswa Sang Bhagava
Patut menerima pemberian,
Tempat bernaung,
Persembahan serta penghormatan;
Lapangan untuk menanam jasa, yang tiada taranya di alam semesta.



NB: Syair diatas ditunjukan sebagai bahan perenungan dan dapat membuahkan permata yang tak terhingga bagi si pembaca. Delapan jenis makhluk suci diantaranya:
1. Sotapanna Magga
2. Sotapanna Phala
3. Sakadagami Magga
4. Sakadagami Phala
5. Anagami Magga
6. Anagami Phala
7. Arahatta Magga 
8. Arahatta Phala

Senin, 04 Juni 2012

Cintakasih Sejati

KHANDA PARITTA
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Virupakkha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Erapatha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Chabyaputta
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Kanhagotamaka

Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk tanpa kaki
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki dua
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki empat
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki banyak

Semoga kami tidak mendapat susah dari makhluk-makhluk tanpa kaki
Juga tidak dari makhluk-makhluk berkaki dua
Semoga makhluk-makhluk berkaki empat tidak menyusahkan kami
Semoga makhluk-makhluk berkaki banyak tidak menyusahkan kami

Semoga semua makhluk hidup
Semua yang dilahirkan dan yang belum lahir
Semoga semua tanpa terkecuali mendapat kebahagiaan
Semoga mereka bebas dari penderitaan

Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sang Buddha
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Dhamma
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sangha


Terbebaslah makhluk-makhluk melata
Seperti ular-ular, ketonggeng-ketonggeng, lipan, lambah-lambah dan tikus
Telah kami panjatkan doa perlindungan
Telah kami panjatkan paritta-paritta yang suci
Silahkan makhluk-makhluk pergi dengan damai

Terpujilah Sang Bhagava
Terpujilah tujuh Samma Sambuddha.

Komentar Wiryadharma:
Khanda Paritta merupakan Syair Perlindungan yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok makhluk kehidupan, seperti Manusia, Binatang, dan Makhluk-Makhluk (bukan manusia dan bukan binatang), dengan tujuan agar tidak diganggu oleh keberadaan makhluk yang tidak baik.

KARANIYA METTA SUTTA
Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.
Untuk mencapai ketenangan,Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.

Merasa puas, mudah disokong/dilayani
Tiada sibuk, sederhana hidupnya
Tenang inderanya, berhati-hati
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.

Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh Para Bijaksana
Hendaklah ia berpikir:
Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua makhluk berbahagia.

Makhluk hidup apa pun juga
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau besar
Yang sedang, pendek, kecil, atau gemuk.
Yang tampak atau tidak tampak
Yang jauh atau pun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.

Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya
Demi melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.

Selagi berdiri, berjalan atau duduk atau berbaring, selagi tiada lelap
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dikatakan: 
Berdiam dalam Brahma

Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang atta/aku)
Dengan sila dan penglihatan yang sempurna
Hingga bersih dari nafsu indera
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.

Komentar Wiryadharma:
Berbeda dengan Khanda Paritta yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok makhluk, Karaniya Metta Sutta memfokuskan kepada semua makhluk tanpa menunjukan kelompok-kelompok makhluk.Selain itu, Karaniya Metta Sutta mengajarkan kita mengenali sifat-sifat Cintakasih untuk kemudian dipraktikan setiap saat.

PERENUNGAN BRAHMA VIHARA
(CINTA KASIH)
Semoga aku berbahagia
Terbebas dari penderitaan
Terbebas dari kebencian
Terbebas dari penyakit
Terbebas dari kesukaran
Semoga aku dapat mempertahankan kebahagiaanku sendiri.


Semoga semua makhluk berbahagia
Terbebas dari penderitaan
Terbebas dari kebencian
Terbebas dari penyakit
Terbebas dari kesukaran
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri.

(KASIH SAYANG / WELASASIH)
Semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan

(SIMPATI)
Semoga semua mahkluk tidak kehilangan kesejahteran yang telah mereka peroleh.

(KESEIMBANGAN BATIN)
Semua makhluk:
Memiliki Perbuatannya Sendiri
Mewarisi Perbuatannya Sendiri
Lahir Akibat Perbuatannya Sendiri
Berhubungan Dengan Perbuatannya Sendiri
Terlindung Oleh Perbuatannya Sendiri
Apapun Hal Yang Diperbuat
Baik Atau Buruk, Itulah Yang Akan Diwarisinya.

Sumber Penulisan:
Berdasarkan Kitab Suci Tipitaka, Sedangkan komentar berasal dari saya sendiri

Sabtu, 02 Juni 2012

Menyelami Indahnya Kebenaran

IMAN vs SADDHA
(Oleh: Wiryadharma)

Bagi kebanyakan orang yang diperlukan hanyalah IMAN


Walaupun kita belum/ tidak dapat melihat segala sesuatu dengan BENAR dan NYATA, tapi kita dituntut untuk percaya inilah yang disebut IMAN. Seperti contoh berikut ini:


Saya mengatakan kepada Anda,bahwa dibalik genggaman telapak tangan ini terdapat sebuah mustika. Karena Anda dan Saya adalah sahabat, maka timbullah kepercayaan Anda kepada Saya, walaupun sebenarnya Anda belum memastikan Apakah Benar Mustika itu ada di genggaman Saya ataukah Tidak. Inilah yang disebut sebagai IMAN.


Kemudian, Saya membuka telapak tangan dan menunjukan sebuah mustika kepada Anda,  Ternyata BENAR dan Anda telah melihat mustika secara NYATA. Maka setelah Anda mengalami hal ini dengan sendirinya IMAN tidak lagi timbul.


Lantas Apa Yang Timbul?

Yang timbul adalah SADDHA
SADDHA akan timbul setelah seseorang Melihat, Mengetahui, Mengalami, dan Memahami secara langsung sebuah kejadian (EHIPASSIKO) dan menyikapinya dengan penuh Kebijaksanaan. Inilah yang membedakan antara IMAN dengan SADDHA.










Rabu, 30 Mei 2012

Nyanyian Kesadaran

PENGENDALIAN DIRI

(Cipt: NN)

Menaklukan ribuan orang
Tak dapat disebut pemenang
Tapi menaklukan diri sendiri
Dialah penakluk gemilang

lahir tua, sakit, dan mati
Menderita hidup di dunia
Perbuatan selalu yang tercela
Pasti kau akan menderita

Baik patut dibalas baik
Jahat jangan dibalas jahat
Pengendalian diri itu
Pasti membuat bahagia

Hukum Karma pasti berlaku
Hukumnya Alam Semesta
Tlah diterangkan oleh Sang Buddha
Sang Guru yang kita Puja



TERIMALAH KARMA MU
(Cipt. Bhikkhu Girirakkhito)

Dikala daku tertimpa derita
Daku teringat ajaran Sang Buddha
Guru Sang Buddha mengajarkan kita
Semesta alam diliputi suka dukkha

Sedih dan girang hina dan mulia
Untung dan rugi miskin serta kaya
Dipuji-puji maupun dicela
Demikianlah segi-segi kehidupan

Marilah kita wahai kawan-kawan
Apa yang datang disesalkan jangan
Itulah hasil perbuatan kita
Karma namanya harus kita menerima



KEBIJAKSANAAN
(Cipt: Darmadi Tjahjadi)

Bila tali gitar ditarik
Ditarik terlalu kencang
Maka talinya 'kan putus
Dan tiada berbunyi lagi
Hilanglah suara dari
Lagu yang merdu

Bila tali gitar dikendurkan
Dikendurkan sampai kendur sekali
Maka bunyinya 'kan sumbang
Atau suaranya 'kan hilang
Lenyaplah lagu yang merdu

Bila kau inginkan suara yang merdu
Jangan kau tarik terlalu kencang
Jangan pula kau kendurkan terlalu kendur

Orang yang memainkannya
Haruslah pandai
Menimbang dan mengira

Orang yang bijaksana
Harus dapat kendalikan
Hawa nafsu diri sendiri

Nyanyian Alam Semesta

ANICCA
(Cipt. Bhikkhu Girirakkhito)


Anicca, anicca lambang tiada kekekalan
Seluruh semesta alam
Hidup mati timbul tenggelam

Anicca, anicca dikaulah corak yang nyata
Setiap materi dan batin, timbul lenyap sepanjang masa

Sedih serta gembira, muda jadi tua
Kumpul dan berpisah berkembang dan layu
Timbul lenyap tanpa berhenti lahir tumbuh lapuk mati

Anicca, anicca dikaulah sumber derita
Bagi para bijaksana dikau kelihatan nyata


DUKKHA
(Cipt. Bhikkhu Girirakkhito)

Dukkha itulah derita
tersiksa pedih serta samsara
semua makhluk dewa pun brahma
dicengkram oleh derita

bila ingin bahagia
harus bergulat perbaiki karma
sedih serta banyak derita
tuk mempertahankan bahagia

lahir tua mati
sedih takut cemas
putus asa penderitaan badan dan sukma
berkumpul dengan yg dibenci
berpisah dengan apa yang dicinta

hancur lebur remuk redam
bila tak tercapai cita2
Dukkha dikau corak yg nyata
meliputi alam semesta



ANATTA
(Cipt. Bhikkhu Girirakkhito)


Anatta itu'lah sesuatu
Tanpa aku serta tanpa inti
Dalam Kesunyataan akhir
Tiada makhluk jiwapun pribadi

Tiada sesuatu kesatuan
Benda yang disebut diri
Nan tinggal kekal s'panjang masa
Namun berobah s'lalu nan abadi

Hanya batin dan materi
Tiada suatu lainnya
Bukan makhluk bukan jiwa
Bukan suatu pribadi

Yang disebut manusia
Hanya suatu hayal
kosong belaka tanpa inti

Bagi yang melihat
Kebenaran sejati
Serta sadar diri
Baginya lenyaplah avijja
Roda Samsara dapat di atasi



PEKIK KEMENANGAN
(Cipt: Darmadi Tjahjadi)


Melalui banyak kelahiran dalam samsara
Mengembaralah aku mencari
tapi tak menemukan Pembuat rumah ini

Menyedihkan kehidupan yang berulang-ulang
Oh pembuat rumah kamu t’lah terlihat

Kau tak akan membuat rumah lagi
Semua rakit-rakitmu patah
Balok utamamu telah dihancurkan
Batin mencapai keadaan
tanpa syarat

Tercapailah akhir dari pada Tanha


Selasa, 29 Mei 2012

Memahami Hukum Perbuatan



Sesuai dengan Benih yang engkau tabur
Demikian pula Buah yang akan engkau petik
Penanam Kejahatan akan menuai Penderitaan
Penanam Kebaikan akan menuai Kebahagiaan
(Buddha Gautama)

Berkat apapun yang engkau dapatkan saat ini,
Syukurilah...
Karena Besar atapun Kecil Berkat yang kau dapatkan,
Merupakan Hasil dari Perbuatan Baik
yang engkau tanam di waktu yang lampau.
(Wiryadharma)

Peristiwa Tidak Menyenangkan apapun yang sedang engkau alami sekarang ini
Bukanlah suatu Cobaan
Bukan pula suatu Ujian
Melainkan hanya Hasil dari Perbuatan Buruk
yang engkau tanam di waktu yang lampau.
(Wiryadharma)