Proses Kerja Alam Bawah Sadar
"Apa yang dilihat itu dirasakan
setelah dirasakan menjadi dipikirkan
dipikirkan terus akan timbul hasrat keinginan
ketika keinginan muncul itulah yang akan dilakukan"
Seperti itulah proses pikiran kita bekerja,
tanpa kita sadari pikiran Alam Bawah Sadar kita telah bekerja melampaui Alam Sadar kita,
disinilah problem kehidupan muncul.
Karena disitulah akarnya maka disitu pula sebabnya.
Ketika Alam Sadar telah mengikis Alam Bawah Sadar, disitulah kita telah terbangun dengan sepenuhnya.
Proses Kerja Alam Sadar
Berikut ini petunjuk Buddha Sakyamuni berikan kepada kita agar Alam Sadar kita terbangun sepenuhnya.
Sehubungan dengan kisah Pertapa Bahiya
"Lantas, Bahiya, engkau hendaknya melatih dirimu sendiri demikian:
Dalam yang terlihat hanya akan ada yang terlihat.
Dalam yang terdengar hanya akan ada yang terdengar.
Dalam yang terasa hanya akan ada yang terasa.
Dalam yang tersadari hanya akan ada yang tersadari.
Demikianlah engkau hendaknya melatih dirimu sendiri.
Ketika bagimu hanya ada yang terlihat dalam yang terlihat,
hanya ada yang terdengar dalam yang terdengar,
hanya ada yang terasa dalam yang terasa,
hanya ada yang tersadari dalam yang tersadari,
Maka, Bahiya, engkau tidak akan 'dengan itu'.
Ketika engkau tidak dengan itu,
engkau tidak akan 'di situ'.
Ketika engkau tidak di situ,
engkau tidak akan berada 'di sini'
ataupun 'di sana' ataupun di antara keduanya.
Ini, hanya ini, adalah akhir dari penderitaan".
Rabu, 20 Juni 2012
Selasa, 05 Juni 2012
Permata Yang Berharga di Alam Semesta
Permata Buddha
Demikianlah Sang Bhagava
Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai penerangan Sempurna:
Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya.
Sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana).
Pengenal segenap alam.
Pembimbing yang tiada taranya di dunia.
Guru para dewa dan manusia.
Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan.
Permata Dhamma
Demikianlah Sang Bhagava
Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai penerangan Sempurna:
Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya.
Sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana).
Pengenal segenap alam.
Pembimbing yang tiada taranya di dunia.
Guru para dewa dan manusia.
Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan.
Permata Dhamma
Dhamma Sang Bhagava telah sempurna dibabarkan
Berada sangat dekat,
Tak lapuk oleh waktu,
Mengundang untuk dibuktikan;
Menuntun ke dalam batin,
Dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.
Permata Sangha
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut
Mereka, merupakan empat pasang makhluk,
Berada sangat dekat,
Tak lapuk oleh waktu,
Mengundang untuk dibuktikan;
Menuntun ke dalam batin,
Dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.
Permata Sangha
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut
Mereka, merupakan empat pasang makhluk,
terdiri dari delapan jenis makhluk suci
Itulah Sangha siswa Sang Bhagava
Patut menerima pemberian,
Tempat bernaung,
Persembahan serta penghormatan;
Lapangan untuk menanam jasa, yang tiada taranya di alam semesta.
Itulah Sangha siswa Sang Bhagava
Patut menerima pemberian,
Tempat bernaung,
Persembahan serta penghormatan;
Lapangan untuk menanam jasa, yang tiada taranya di alam semesta.
NB: Syair diatas ditunjukan sebagai bahan perenungan dan dapat membuahkan permata yang tak terhingga bagi si pembaca. Delapan jenis makhluk suci diantaranya:
1. Sotapanna Magga
2. Sotapanna Phala
3. Sakadagami Magga
4. Sakadagami Phala
5. Anagami Magga
6. Anagami Phala
7. Arahatta Magga
8. Arahatta Phala
Senin, 04 Juni 2012
Cintakasih Sejati
KHANDA PARITTA
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Virupakkha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Erapatha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Chabyaputta
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Kanhagotamaka
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk tanpa kaki
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki dua
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki empat
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki banyak
Semoga kami tidak mendapat susah dari makhluk-makhluk tanpa kaki
Juga tidak dari makhluk-makhluk berkaki dua
Semoga makhluk-makhluk berkaki empat tidak menyusahkan kami
Semoga makhluk-makhluk berkaki banyak tidak menyusahkan kami
Semoga semua makhluk hidup
Semua yang dilahirkan dan yang belum lahir
Semoga semua tanpa terkecuali mendapat kebahagiaan
Semoga mereka bebas dari penderitaan
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sang Buddha
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Dhamma
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sangha
Terbebaslah makhluk-makhluk melata
Seperti ular-ular, ketonggeng-ketonggeng, lipan, lambah-lambah dan tikus
Telah kami panjatkan doa perlindungan
Telah kami panjatkan paritta-paritta yang suci
Silahkan makhluk-makhluk pergi dengan damai
Terpujilah Sang Bhagava
Terpujilah tujuh Samma Sambuddha.
Komentar Wiryadharma:
Khanda Paritta merupakan Syair Perlindungan yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok makhluk kehidupan, seperti Manusia, Binatang, dan Makhluk-Makhluk (bukan manusia dan bukan binatang), dengan tujuan agar tidak diganggu oleh keberadaan makhluk yang tidak baik.
KARANIYA METTA SUTTA
Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.
Untuk mencapai ketenangan,Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.
Merasa puas, mudah disokong/dilayani
Tiada sibuk, sederhana hidupnya
Tenang inderanya, berhati-hati
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.
Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh Para Bijaksana
Hendaklah ia berpikir:
Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua makhluk berbahagia.
Makhluk hidup apa pun juga
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau besar
Yang sedang, pendek, kecil, atau gemuk.
Yang tampak atau tidak tampak
Yang jauh atau pun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.
Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka.
Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya
Demi melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.
Selagi berdiri, berjalan atau duduk atau berbaring, selagi tiada lelap
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dikatakan:
Berdiam dalam Brahma
Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang atta/aku)
Dengan sila dan penglihatan yang sempurna
Hingga bersih dari nafsu indera
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.
Komentar Wiryadharma:
Berbeda dengan Khanda Paritta yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok makhluk, Karaniya Metta Sutta memfokuskan kepada semua makhluk tanpa menunjukan kelompok-kelompok makhluk.Selain itu, Karaniya Metta Sutta mengajarkan kita mengenali sifat-sifat Cintakasih untuk kemudian dipraktikan setiap saat.
PERENUNGAN BRAHMA VIHARA
(CINTA KASIH)
Semoga aku berbahagia
Terbebas dari penderitaan
Terbebas dari kebencian
Terbebas dari penyakit
Terbebas dari kesukaran
Semoga aku dapat mempertahankan kebahagiaanku sendiri.
Semoga semua makhluk berbahagia
Terbebas dari penderitaan
Terbebas dari kebencian
Terbebas dari penyakit
Terbebas dari kesukaran
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri.
(KASIH SAYANG / WELASASIH)
Semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan
(SIMPATI)
Semoga semua mahkluk tidak kehilangan kesejahteran yang telah mereka peroleh.
(KESEIMBANGAN BATIN)
Semua makhluk:
Memiliki Perbuatannya Sendiri
Mewarisi Perbuatannya Sendiri
Lahir Akibat Perbuatannya Sendiri
Berhubungan Dengan Perbuatannya Sendiri
Terlindung Oleh Perbuatannya Sendiri
Apapun Hal Yang Diperbuat
Baik Atau Buruk, Itulah Yang Akan Diwarisinya.
Sumber Penulisan:
Berdasarkan Kitab Suci Tipitaka, Sedangkan komentar berasal dari saya sendiri
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Virupakkha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Erapatha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Chabyaputta
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Kanhagotamaka
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk tanpa kaki
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki dua
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki empat
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki banyak
Semoga kami tidak mendapat susah dari makhluk-makhluk tanpa kaki
Juga tidak dari makhluk-makhluk berkaki dua
Semoga makhluk-makhluk berkaki empat tidak menyusahkan kami
Semoga makhluk-makhluk berkaki banyak tidak menyusahkan kami
Semoga semua makhluk hidup
Semua yang dilahirkan dan yang belum lahir
Semoga semua tanpa terkecuali mendapat kebahagiaan
Semoga mereka bebas dari penderitaan
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sang Buddha
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Dhamma
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sangha
Terbebaslah makhluk-makhluk melata
Seperti ular-ular, ketonggeng-ketonggeng, lipan, lambah-lambah dan tikus
Telah kami panjatkan doa perlindungan
Telah kami panjatkan paritta-paritta yang suci
Silahkan makhluk-makhluk pergi dengan damai
Terpujilah Sang Bhagava
Terpujilah tujuh Samma Sambuddha.
Komentar Wiryadharma:
Khanda Paritta merupakan Syair Perlindungan yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok makhluk kehidupan, seperti Manusia, Binatang, dan Makhluk-Makhluk (bukan manusia dan bukan binatang), dengan tujuan agar tidak diganggu oleh keberadaan makhluk yang tidak baik.
KARANIYA METTA SUTTA
Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.
Untuk mencapai ketenangan,Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.
Merasa puas, mudah disokong/dilayani
Tiada sibuk, sederhana hidupnya
Tenang inderanya, berhati-hati
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.
Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh Para Bijaksana
Hendaklah ia berpikir:
Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua makhluk berbahagia.
Makhluk hidup apa pun juga
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau besar
Yang sedang, pendek, kecil, atau gemuk.
Yang tampak atau tidak tampak
Yang jauh atau pun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.
Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka.
Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya
Demi melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.
Selagi berdiri, berjalan atau duduk atau berbaring, selagi tiada lelap
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dikatakan:
Berdiam dalam Brahma
Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang atta/aku)
Dengan sila dan penglihatan yang sempurna
Hingga bersih dari nafsu indera
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.
Komentar Wiryadharma:
Berbeda dengan Khanda Paritta yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok makhluk, Karaniya Metta Sutta memfokuskan kepada semua makhluk tanpa menunjukan kelompok-kelompok makhluk.Selain itu, Karaniya Metta Sutta mengajarkan kita mengenali sifat-sifat Cintakasih untuk kemudian dipraktikan setiap saat.
PERENUNGAN BRAHMA VIHARA
(CINTA KASIH)
Semoga aku berbahagia
Terbebas dari penderitaan
Terbebas dari kebencian
Terbebas dari penyakit
Terbebas dari kesukaran
Semoga aku dapat mempertahankan kebahagiaanku sendiri.
Semoga semua makhluk berbahagia
Terbebas dari penderitaan
Terbebas dari kebencian
Terbebas dari penyakit
Terbebas dari kesukaran
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri.
(KASIH SAYANG / WELASASIH)
Semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan
(SIMPATI)
Semoga semua mahkluk tidak kehilangan kesejahteran yang telah mereka peroleh.
(KESEIMBANGAN BATIN)
Semua makhluk:
Memiliki Perbuatannya Sendiri
Mewarisi Perbuatannya Sendiri
Lahir Akibat Perbuatannya Sendiri
Berhubungan Dengan Perbuatannya Sendiri
Terlindung Oleh Perbuatannya Sendiri
Apapun Hal Yang Diperbuat
Baik Atau Buruk, Itulah Yang Akan Diwarisinya.
Sumber Penulisan:
Berdasarkan Kitab Suci Tipitaka, Sedangkan komentar berasal dari saya sendiri
Sabtu, 02 Juni 2012
Menyelami Indahnya Kebenaran
IMAN vs SADDHA
(Oleh: Wiryadharma)
Bagi kebanyakan orang yang diperlukan hanyalah IMAN
Walaupun kita belum/ tidak dapat melihat segala sesuatu dengan BENAR dan NYATA, tapi kita dituntut untuk percaya inilah yang disebut IMAN. Seperti contoh berikut ini:
Saya mengatakan kepada Anda,bahwa dibalik genggaman telapak tangan ini terdapat sebuah mustika. Karena Anda dan Saya adalah sahabat, maka timbullah kepercayaan Anda kepada Saya, walaupun sebenarnya Anda belum memastikan Apakah Benar Mustika itu ada di genggaman Saya ataukah Tidak. Inilah yang disebut sebagai IMAN.
Kemudian, Saya membuka telapak tangan dan menunjukan sebuah mustika kepada Anda, Ternyata BENAR dan Anda telah melihat mustika secara NYATA. Maka setelah Anda mengalami hal ini dengan sendirinya IMAN tidak lagi timbul.
Lantas Apa Yang Timbul?
Yang timbul adalah SADDHA
SADDHA akan timbul setelah seseorang Melihat, Mengetahui, Mengalami, dan Memahami secara langsung sebuah kejadian (EHIPASSIKO) dan menyikapinya dengan penuh Kebijaksanaan. Inilah yang membedakan antara IMAN dengan SADDHA.
(Oleh: Wiryadharma)
Bagi kebanyakan orang yang diperlukan hanyalah IMAN
Walaupun kita belum/ tidak dapat melihat segala sesuatu dengan BENAR dan NYATA, tapi kita dituntut untuk percaya inilah yang disebut IMAN. Seperti contoh berikut ini:
Saya mengatakan kepada Anda,bahwa dibalik genggaman telapak tangan ini terdapat sebuah mustika. Karena Anda dan Saya adalah sahabat, maka timbullah kepercayaan Anda kepada Saya, walaupun sebenarnya Anda belum memastikan Apakah Benar Mustika itu ada di genggaman Saya ataukah Tidak. Inilah yang disebut sebagai IMAN.
Kemudian, Saya membuka telapak tangan dan menunjukan sebuah mustika kepada Anda, Ternyata BENAR dan Anda telah melihat mustika secara NYATA. Maka setelah Anda mengalami hal ini dengan sendirinya IMAN tidak lagi timbul.
Lantas Apa Yang Timbul?
Yang timbul adalah SADDHA
SADDHA akan timbul setelah seseorang Melihat, Mengetahui, Mengalami, dan Memahami secara langsung sebuah kejadian (EHIPASSIKO) dan menyikapinya dengan penuh Kebijaksanaan. Inilah yang membedakan antara IMAN dengan SADDHA.
Langganan:
Postingan (Atom)