Dharma Wacana
Belajar, Praktek, dan Pencapaian Hasil
Senin, 22 Juli 2013
OH TUHAN: HANYA SEBUAH RENUNGAN
tuhanmu, ya tuhanmu
tuhanku, ya tuhanku
tuhanmu berbeda dengan tuhanku
menurutmu, tuhanku bukan tuhan
menurutku, tuhanmu bukan tuhan
tuhanmu menciptakan agama yang kamu anut
tuhanku menciptakan agama yang aku anut
agamamu, ya agamamu
agamaku, ya agamaku
menurutmu, aku ini kafir
menurutku, kamu itu kafir
tuhanmu menciptakan surga untukmu
tuhanku menciptakan surga untukku
surga buatan tuhanmu bukan untukku
surga buatan tuhanku bukan untukmu
tuhanmu menciptakan neraka
katamu, neraka buatan tuhanmu itu untukku
tuhanku juga menciptakan neraka
karena neraka buatan tuhanku itu untukmu
tapi kamu berteriak:
"kau harus percaya pada tuhanku,
agar tak dibuang ke dalam neraka jahanam buatan tuhanku!"
aku pun berteriak:
"kau yang harus mengakui tuhanku,
agar tak disiksa habis-habisan dalam neraka buatan tuhanku!"
"goblok!" bentakmu. "menurut agamaku, tuhanmu itu hantu!"
"bodoh!" sergahku. "menurut agamaku, justru tuhanmu itu hantu!"
"biadab!" umpatmu. "kau menghujat tuhanku!"
"bedebah!" makiku. "kau menghujat tuhanku!"
maka kamu dan aku saling naik pitam, saling mencabut parang
saling menyerang hingga parang bersarang dalam erang kesakitan
kamu mati
aku juga mati
kamu menghadap tuhanmu
aku menghadap tuhanku
di langit tuhanmu dan tuhanku mengadakan pertemuan
karena tuhanmu tidak rela menerima kematianmu
dan tuhanku pun tidak rela menerima kematianku
pertemuan menjadi debat tanpa batas
kesabaran tuhanmu habis
kesabaran tuhanku juga demikian
lantas tuhanmu berkelahi dengan tuhanku
perkelahian seru dari dendam kesumat purba
langit bergemuruh
halilintar runtuh
di bumi, anakmu bilang, "wah tuhanku marah."
anakku pun bilang, "tuhanku-lah yang marah."
"goblok!" bentak anakmu.
"tuhanku marah, gara-gara kau tidak mau menyembah tuhanku, bertobat dari kafirmu lalu masuk agamaku!"
"bodoh!" balas anakku.
"tuhankulah yang marah, gara-gara kau tidak mau menyembah tuhanku, bertobat dari kafirmu lalu masuk agamaku!"
"biadab!" umpat anakmu. "kau menghina agamaku!"
"bedebah!" maki anakku. "kau menghina agamaku!"
maka anakmu dan anakku saling bersitegang,
saling mencabut parang
saling menyerang
hingga parang bersarang dalam erang kesakitan
anakmu mati
anakku juga mati
anakmu menghadap tuhanmu
anakku menghadap tuhanku
di langit tuhanmu dan tuhanku mengadakan pertemuan lagi
karena tuhanmu tidak ikhlas menerima kematian anakmu
dan tuhanku pun tidak ikhlas menerima kematian anakku
pertemuan kembali menjadi debat tanpa batas
kesabaran tuhanmu habis
kesabaran tuhanku juga begitu
lantas tuhanmu berkelahi lagi dengan tuhanku
perkelahian seru dari dendam kesumat purba
langit bergemuruh
halilintar runtuh
di bumi, cucumu bilang:
"wah tuhanku murka, sebab ia membenci adanya orang-orang kafir semacam kau!"
cucuku pun bilang:
"tuhanku-lah yang murka, sebab ia membenci adanya orang-orang kafir semacam kau!"
lantas, lagi-lagi saling tebas
sama-sama nyawa lepas
di suatu tempat, iblis, setan, ruh jahat dan sesamanya
berkumpul melingkari meja, menyaksikan semua
mereka tertawa terbahak-bahak, sambil menikmati perjamuan darah non-alkohol
"sesungguhnya, kita tahu siapa tuhan yang sebenarnya itu," kata mereka
=== === === === === === === === === === === === === === === === ===
Komentar Saya:
Tuhan bukanlah sesuatu yang harus dibela, mengapa? Bagi Anda yang percaya sifat-sifat tuhan, bukan kah Anda tahu bahwa salah satu sifat tuhan adalah Maha Kuasa? Bukan kah Kuasa tuhan melampaui kuasa manusia dan lainnya?
Ber-agurment soal tuhan mana yang lebih superior, sama saja seperti dua anak kecil yang berkelahi mengenai siapakah ayahnya yang lebih hebat, hihihi...
Bila kita menyadari bahwa ke-tuhan-an adalah realitas tertinggi (absolut), tentu saja tuhan bukanlah sesuatu yang harus di wacanakan, dibicarakan apa lagi diperdebatkan. Sebab, bila tuhan diwacanakan atau dibicarakan, maka tuhan telah kehilangan ke-mutlak-kan nya.
Gautama The Buddha: Kebenaran Tertinggi hanya dapat di-realisasi-kan
Bodhi Dharma: Kebenaran Tertinggi melampaui kata-kata
Lao Tze: Tao yang benar adalah tao yang tidak dibicarakan
Saya: bisakah Anda menjelaskan seperti apa rasa buah Mangga yang asam???
Note:
1. Renungan diatas diambil dari tanhadi.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)